CONTOH TEKS KRITIK CERPEN


Harapan Lahirkan Ratapan
Suatu karya sastra diciptakan untuk menyampaikan efek-efek tertentu pada penikmatnya. Selain itu karya sastra memiliki fungsi untuk memberikan pendidikan moral, agama, maupun fungsi sosial lainnya.  Cerpen Tangan karya Korrie Layun Rampan sangat sarat akan pesan-pesan moral, agama, maupun sosial.  Sehingga cerpen ini layak untuk dibaca bagi kalangan remaja keatas, karena mampu membuka pola pikir pembaca bahwa ketika kita berkeluarga, mestilah kita memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang benar dan halal tanpa melukai ataupun mengambil hak orang lain. 
Korrie mengangkat suatu cerita berdasarkan tujuan yang akan disampaikan kepada pembaca.  Mempelajari sastra mau tidak mau harus mengetahui apa tujuan sastra bagi para penikmatnya.  Dengan mengetahui tujuan yang ada, paling tidak kita mampu memberikan kesan bahwa sastra yang diciptakan berguna untuk kemaslahatan manusia.
Cerpen Tangan menceritakan  kehidupan sebuah keluarga yang walaupun miskin namun selalu berusaha untuk berbuat jujur.  Sampai suatu hari kejadian naas itu terjadi.  Malam itu Susilo-tokoh utama dalam cerpen-melangkah gontai dalam gelap malam.  Ia merasa putus asa karena tidak bisa mendapatkan beras untuk makan keluarganya hari ini.  Sejak dirinya di-PHK tiga bulan yang lalu hidupnya dan anak istrinya menjadi terlunta-lunta. 
Tiba-tiba mata lelaki itu menangkap sosok yang berjalan lambat sambil membawa beban di pundaknya.  Dan saat orang itu tepat berjalan di hadapannya, tanpa perhitungan, tangannya secara refleks terlontar begitu saja bertubi-tubi ke arah orang itu.  Orang itu terjungkal tak berdaya.  Tanpa berpikir panjang, ia kemudian mengambil beban yang ikut terjatuh dan membawanya pergi. 
Sampai di rumah, ia terpana melihat isi kantung tersebut adalah beras yang sangat bagus dan mahal.  Namun, ia lebih terpana saat mengetahui bahwa orang yang ia hajar tadi adalah istrinya sendiri yang memperoleh beras dari upah mencuci. 
Dalam cerpen ini, Korrie menggambarkan kesulitan hidup rakyat kecil secara realistis. Kesabaran manusia biasa pasti ada batasannya, seperti Susilo yang terjebak dosa karena rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga. Namun apapun alasannya, perbuatan dosa tetaplah membawa petaka. 
Karakter-karakter  tokoh Tangan memiliki karakter yang persis dengan realita.  Karakter yang sebenarnya bisa kita sebut biasa saja.  Namun, oleh Korrie diubah menjadi sosok yang penuh pemikiran rumit dan berperasaan putus asa. Pemikiran-pemikiran tersebut menggambarkan sebuah keadaan yang tidak damai dan penuh konflik.  Tokoh cerpen Tangan karya Korrie Layun Rampan, berhasil menggugah kita untuk berpikir kembali tentang kesadaran manusia.  Kita diajak berfikir kembali bagaimana kita (sebagai individu) menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dan Tuhan. 
Jika ditinjau menggunakan pendekatan pragmatik, maka cerpen Tangan akan memiliki citra yang berbeda-beda dari tiap-tiap pembaca.  Hal ini disebabkan adanya perbedaan pandangan antara pembaca satu dan pembaca lain.  Ada kalanya pembaca memandang dari sudut estetika. Para pembaca yang memandang cerpen Tangan  dari sudut pandang ini akan mengutarakan pendapatnya secara objektif dan mengacu pada interpretasinya sendiri sehingga terkadang akan muncul pendapat bahwa cerpen ini adalah suatu karya sastra yang indah, dilihat dari struktur penyampaian atau penulisan alur ceritanya. 
Sedangkan jika pembaca itu melihat cerpen Tangan ini berdasarkan pelajaran atau pendidikan, maka pembaca akan cenderung menganggap karya ini adalah karya sastra yang kurang baik, karena adanya penyimpangan sosial yang ada di masyarakat.  Misalnya pada saat Susilo mencuri beban yang berisi beras.  Tindakan itu termasuk perbuatan yang tidak terpuji dan hal ini bertolak belakang pada kehidupan dan budaya hidup masyarakat. 
Membaca cerpen Tangan menimbulkan semangat untuk mengingat bahwa mencari nafkah terutama untuk keluarga harus dari hasil kerja yang halal.   
Dalam cerpen Tangan terdapat nilai-nilai moral dan pendidikan.  Konsep moral dapat berarti suatu ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti atau susila (Kamus Besar Bahasa Indonesia).  Nilai moral yang terdapat dalam cerpen Tangan ini ialah, janganlah kita mengerjakan sesuatu untuk memperoleh sesuatu dengan cara yang tidak baik dan halal apalagi sampai merugikan orang lain, hal ini digambarkan pada tokoh Susilo yang menghalalkan segala cara untuk menafkahi keluarga, padahal ia tahu yang ia lakukan itu termasuk cara yang salah.  
Nilai pendidikan dalam cerpen Tangan terdapat pada sikap Inem, istri Susilo dalam menangani keadaan rumah tangga patut diteladani oleh para perempuan.  Sebab, sikapnya yang sabar dan berkecukupan sulit ditemukan pada perempuan dizaman sekarang. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JENIS-JENIS MENYIMAK

CONTOH RESENSI CERPEN