JENIS-JENIS MENYIMAK

1.      Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman.
2.      Jenis-jenis Menyimak
Berikut ini akan diuraikan secara singkat salah satu yang harus diperhatikan dalam pembelajaran menyimak yaitu jenis-jenis menyimak.  Pengklasifikasian menyimak dibagi berdasarkan :
A.    Menyimak Berdasarkan Sumber Suara
Berdasarkan sumber suara yang disimak, ada dua jenis penyimak, yaitu :
1)      Intrapersonal Listening atau menyimak intrapribadi. 
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari diri kita sendiri. Misalnya disaat kita sedang menyendiri,  menyesali perbuatan sendiri, atau berkata-kata dengan diri sendiri. 
2)      Interpersonal Listening atau menyimak antarpribadi. 
Sumber suara yang disimak dapat berasal dari luar diri penyimak. Menyimak yang seperti inilah yang paling banyak kita lakukan misalnya dalam percakapan, diskusi, seminar, dan sebagainya. 
B.     Menyimak Berdasarkan Bahan Simak
Secara garis besar Tarigan (1983;22) membagi menyimak menjadi dua jenis, yakni :
1)      Menyimak Ekstensi
Menyimak ekstensif adalah proses menyimak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti: menyimak percakapan orang di pasar, pengumuman, dan sebagainya. Bahan simakan hanya perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
                                                                               I.            Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan atau tidak sengaja sambil mengerjakan sesuatu.
Contoh : Rina tanpa sengaja mendengar pembicaraan dua teman sekelasnya saat merapikan bangku. 
                                                                            II.            Menyimak Estetik
Menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan. Secara imajinatif penyimak ikut mengalami dan merasakan karakter dari setiap pelaku. Misalnya drama, cerita, dan puisi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
                                                                         III.            Menyimak Pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa sadar yang biasanya menandai penyimak. 
Contoh : Anak-anak penjual gelang disekitar pantai secara tidak langsung pandai berbicara menggunakan bahasa asing. 
                                                                         IV.            Menyimak sosial
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling menyimak satu dengan yang lainnya. Dengan cara merespon, mengikuti bagian-bagian yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan atau dikatakan orang.
2)      Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian, ketentuan dan ketelitian sehingga penyimak memahami secara mendalam. Jenis menyimak seperti ini dibagi atas beberapa jenis, yaitu :
I.                   Menyimak Kritis 
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan.  Penyimak menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.  Contoh : Siswa memberikan pertanyaan kepada siswa lain yang sedang presentasi. 
II.                Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah selesai menyimak.  Contoh : Siswa diinterograsi oleh guru mata pelajaran karena kurang fokus saat jam pelajaran.  
III.             Menyimak penyelidikan
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan tujuan menemukan hal-hal baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik, isu, dan pergunjingan atau buah bibir yang menarik. 
IV.             Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat menangkap makna yang terkandung dengan baik. Karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap sesuatu yang disimak.  Contohnya seperti menyimak puisi. 
V.                Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan atau hal yang disimak.  Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicaraan dapat diterima dengan baik.  Contoh : Saat UNBK mata pelajaran Bahasa Inggris, siswa kelas XII mendengarkan soal sesi listening. 
VI.             Menyimak selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan menampung aspirasi dari pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.  Contohnya : Seorang pewawancara mewawancarai narasumber, kemudian ia membandingkan hasil wawancara dengan apa yang terjadi sebenarnya.
C.     Menyimak Berdasarkan pada Titik Pandang Aktivitas Penyimak
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan Menyimak Berdasarkan pada titik pandang aktivitas penyimak dapat diklasifikasikan:
1)      Kegiatan menyimak bertaraf rendah
Kegiatan menyimak bertaraf rendah berupa penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan, perhatian, dan menunjang pembicaraan. Biasanya aktivitas itu bersifat nonverbal seperti mengangguk-angguk, senyum, sikap tertib dan penuh perhatian atau melalui ucapan-ucapan pendek seperti benar, saya setuju, ya, ya dan sebagainya. Menyimak dalam taraf rendah ini dikenal dengan nama silent listening.
2)      Kegiatan menyimak bertaraf tinggi
Aktivitas menyimak yang bertaraf tinggi, penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan. Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak sudah memahami isi bahan simakan. Jenis menyimak seperti ini disebut dengan nama active listening.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CONTOH TEKS KRITIK CERPEN

CONTOH RESENSI CERPEN